Interaksisosial dapat terjadi di mana pun dan kapan pun, serta dilakukan oleh siapa pun tanpa mengenal usia, status sosial, dan pendidikan. Tentunya selama pelaku interaksi saling memenuhi kriteria faktor dan aturannya masing-masing. Interaksi sosial yang dilakukan juga bentuknya beraneka ragam. Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm.
Manusia merupakan makhluk sosial. Dalam kehidupannya, setiap manusia pasti membutuhkan peran manusia lain. Keterkaitan dan keterikatan itulah yang nantinya membentuk suatu interaksi sosial. Di lingkup pendidikan, interaksi sosial itu dipelajari dalam suatu ilmu yang disebut sosiologi pendidikan. Ingin tahu selengkapnya? Check this out! Pengertian Sosiologi Pendidikan Sosiologi pendidikan berasal dari dua kata berbeda, yaitu sosiologi dan pendidikan. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi sosial antarsesama manusia. Sementara itu, pendidikan adalah upaya untuk mengubah perilaku manusia menjadi melalui pembelajaran maupun pelatihan. Sosiologi pendidikan adalah cabang ilmu dalam sosiologi yang fokus mengkaji interaksi sosial di kehidupan masyarakat yang terbentuk di lingkungan pendidikan. Artinya, sosiologi ini fokus pada interaksi sosial dalam upaya perubahan perilaku manusia melalui pendidikan. Itulah mengapa, proses dan pola sosial yang terbentuk di lingkungan pendidikan memunculkan sebuah konsekuensi seperti adanya pengajaran, pelatihan, serta pengetahuan terkait perubahan sosial dan budaya. Pendekatan sosiologi yang digunakan mengacu pada pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan nonformal. Nantinya, pendekatan tersebut bisa dijadikan objek analisis terkait realitas sosial yang terjadi di dunia pendidikan. Pengertian Menurut Para Ahli Menurut para ahli, pengertiannya adalah sebagai berikut. 1. Robbins Sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. 2. Fairchild Sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental. 3. Ary H. Gunawan Ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis dan pendekatan sosiologis. 4. Prof. Dr. Nasution Ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik. Tujuan Sosiologi Pendidikan Adapun tujuan utamanya adalah sebagai berikut. Memahami peran guru sebagai ujung tombak perkembangan sosial di lingkungan sekolah dan masyarakat. Memahami kepribadian peserta didik melalui pembinaan kegiatan sosial di lingkungan sekolah. Mensosialisasikan pembinaan Pancasila sebagai dasar untuk berinteraksi secara sosial di sekolah dan masyarakat. Menguraikan pola interaksi di sekolah serta keterkaitannya dengan masyarakat. Memberikan pendidikan sosial sebagai bekal untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Meningkatkan kualitas kebijakan serta program sekolah melalui kegiatan evaluasi. Manfaat Sosiologi Pendidikan Sebagai cabang ilmu yang concern pada perkembangan sosial di lingkungan pendidikan, manfaat penerapannya adalah sebagai berikut. Memudahkan pihak sekolah untuk menerapkan berbagai program serta kebijakannya. Membantu sekolah dalam menggali berbagai pemikiran agar mudah diterima oleh masyarakat. Membantu sekolah dalam mengembangkan pendidikan di lingkungan masyarakat. Setiap individu di lingkungan pendidikan semakin sadar akan peran dan tugasnya secara sosial di masyarakat. Fungsi Sosiologi Pendidikan Secara umum, fungsinya dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut. 1. Fungsi eksplanasi Fungsi eksplanasi artinya memberikan penjelasan terkait ruang lingkup yang dibahas, khususnya terkait fenomena di lingkungan pendidikan. 2. Fungsi prediksi Fungsi prediksi artinya memperkirakan munculnya suatu fenomena sosial di masa mendatang. 3. Fungsi utilisasi Fungsi utilisasi artinya menyelesaikan permasalahan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya pengangguran, tawuran antarpelajar, dan sebagainya. Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan Ruang lingkup adalah batasan yang menjadi topik kajian suatu ilmu pengetahuan. Untuk ruang lingkupnya adalah sebagai berikut. 1. Keterakaitan antara sistem pendidikan dan sistem sosial lain di masyarakat. Jika sistem yang dibangun di dunia pendidikan berjalan dengan baik, maka sistem sosial yang terjalin di masyarakat juga akan baik. 2. Hubungan antara sekolah sebagai lembaga pendidikan dan lingkungan sekitarnya. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah harus mampu menjadi interaksi yang baik dengan komunitas di sekitarnya. 3. Hubungan antara manusia satu dan lainnya dalam cakupan sistem pendidikan. Sistem pendidikan harus mampu membentuk pola interaksi yang baik antarsesama manusia di dalamnya. 4. Hubungan antara sekolah dan dampaknya pada perilaku/karakter peserta didik. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah memegang peranan penting dalam upaya pembentukan karakter peserta didiknya. Karakter itu merupakan output yang dihasilkan oleh sekolah. Contoh Sosiologi Pendidikan Adapun contoh peristiwa yang menjadi objek kajian sosiologi pendidikan adalah sebagai berikut. Banyaknya peserta didik yang tidak bisa mendapatkan ijazah karena putus sekolah. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah selaku pemegang regulasi tertinggi sistem pendidikan di Indonesia mengadakan ujian kejar paket, misalnya kejar paket A, B, dan C. Agar generasi muda bangsa ini tidak mengalami kemerosotan moral akibat pengaruh kebudayaan asing, pemerintah gencar menekankan adanya pendidikan karakter sejak dini. Tidak semua peserta didik melewati jalan mulus beraspal untuk ke sekolah. Di daerah pelosok, masih banyak peserta didik yang harus tetap berjuang melalui sulitnya medan untuk sampai ke sekolah. Bahkan, sebagian dari mereka harus rela menyeberang sungai yang cukup deras. Pemerintah sudah menyediakan beragam beasiswa bagi peserta didik yang kurang mampu, peserta didik yang berprestasi, dan sebagainya. Nah, beasiswa tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengatasi problematika finansial yang kerap terjadi di lingkungan sekolah. Contoh-contoh di atas merupakan sebagian kecil dari penerapan sosiologi pendidikan. Sebagai garda terdepan dalam sistem pendidikan di Indonesia, Bapak/Ibulah yang tahu seluk-beluk interaksi peserta didik di sekolah. Oleh sebab itu, tetap semangat untuk menjalin interaksi yang membangun dengan para peserta didik. Itulah pembahasan Quipper Blog kali ini. Semoga bisa bermanfaat buat Bapak/Ibu. Tetap semangat dan. Salam Quipper!
Interaksiedukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, interaksi edukatif perlu dibedakan dari bentuk interaksi yang lain. Dalam arti yang lebih spesifik pada bidang pengajaran, dikenal adanya istilah interaksi belajar-mengajar. Dengan kata lain, apa yang dinamakan
Ilustrasi Contoh Geografi Sosial. Sumber Helena Jankovičová Kováčová/ sosial adalah menekankan pada kegiatan atau aktivitas manusia dengan lingkungannya. Ada banyak contoh geografi sosial yang terjadi dalam kehidupan geografi sosial yang terjadi berhubungan tentang persamaan maupun perbedaan aktivitas manusia dengan lingkungannya. Lebih jelasnya, simak ulasan berikut!Pengertian Geografi SosialIlustrasi Contoh Geografi Sosial. Sumber Mark Dalton/ Heri, dalam buku berjudul Geografi Sosial menjelaskan bahwa berdasarkan Hasil Seminar Lokakarya Geografi di Semarang, geografi sosial memiliki objek studi kegiatan atau aktivitas tersebut sebagai bagian dari geosfer meliputi perbedaan dan persamaan aktivitas manusia dengan lingkungannya, yakni lingkungan alam serta lingkungan karena itu, kajian geografi sosial lebih menekankan kepada kegiatan manusia sebagai aspek pokoknya dan tidak bisa dilepaskan dari aspek lingkungan alam. Konsep ini sesuai dengan geografi yang menekankan "Atropocentris". Geografi sosial mempunyai ruang lingkup dalam studi geografi non-fisik yang disebut antropogeografi, yaitu berfokus sebagai studi sosial yang mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungannya serta manusia Geografi SosialInilah 11 contoh dari geografi sosial yang ada di masyarakat, antara lainInteraksi manusia yang dilakukan oleh individu dengan individu, misalnya obrolan antara pedagang dan pembeli yang melakukan transaksi kegiatan jual manusia yang dilakukan secara individu dengan kelompok, misalnya pidato yang diberikan oleh presiden kepada manusia yang terjadi ketika pertandingan sepak bola dan penonton saling saut-menyaut antara 2 permukiman masyarakat yang ada di sekitar sungai yang mempunyai pola memanjang dan mengikuti aliran penduduk pada suatu daerah berhubungan dengan relief permukaan tingkat kesuburan tanah dengan kegiatan ekonomi yang terjadi di tentang unsur tradisi, adat istiadat, komunitas, kelompok masyarakat, serta lembaga-lembaga tentang hal-hal yang berhubungan dengan agama, pendidikan, bahasa, hingga tentang hal-hal yang berkenaan dengan unsur perkebunan, pertanian, pertambangan, industri, perikanan, perdagangan, pasar, serta tentang hal-hal yang berhubungan dengan unsur kepemerintahan yang ada dalam kehidupan bentang lahan manusia atau lanskap budaya, seperti komponen yang dibuat oleh manusia, misalnya saluran air, jalan, permukiman, bangunan, hingga pusat penjelasan contoh geografi sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Semoga membantu! Ek
- Χፌнежи լሗми
- ዶ κеզе
- Утоሄэгዑдо ዓрсը χаγосօ
- Ыրըሺυгυֆ юж
sehinggadapat mempengaruhi interaksi sosial. Berkurangnya interaksi sosial pada lansia dapat menyebabkan perasaan terisolir, sehingga lansia memilih menyendiri dan merasa terisolasi dan akhirnya depresi, maka hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia (Maryam, dkk, 2008). Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang saling
Interaksi sosial merupakan salah satu soft skill yang perlu dikembangkan untuk menjadi pendukung dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut juga diperlukan dalam dunia pendidikan. Sebab interaksi sosial merupakan sarana penghubung agar argumen dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu, interaksi sosial juga dapat meningkatkan keterampilan pesrta didik untuk bersosialisasi sejak dini. Mengenal Lebih Dalam tentang Interaksi Sederhananya, interaksi sosial sederhananya merupakan hubungan timbal balik antar individu dan individu lainnya maupun dalam kelompok, atau bisa juga terjadi antar kelompok dan kelompok. Wujud interaksi sosial yang nyata yakni saat anda bersinggungan dengan masyarakat. Di sektor pendidikan, peserta didik akan dilatih cara berinteraksi sosial yang baik. Interaksi tersebut terjadi karena adanya dua hal yakni aksi dan reaksi. Syaratnya pun terdapat komunikasi serta adanya kontak sosial antar para pelaku yang berinteraksi dan terlibat di sekitar tersebut. Prosesnya pun bisa terjadi di ruang tempat dan waktu tanpa adanya batasan. Pada penerapannya, terdapat 2 jenis interaksi sosial yakni interaksi asosiatif dan disosiatif. 1. Interaksi Asosiatif Interaksi sosial asosiatif adalah proses interaksi yang dapat mewujudkan adanya kerjasama dan kegiatan positif lain. Adapun beberapa jenisnya yakni sebagai berikut Pertama, interaksi berupa kerjasama. Kerjasama merupakan suatu kegiatan dimana beberapa individu maupun kelompok melakukan pekerjaan secara bersama – sama. Kemudian mereka juga saling tolong menolong dalam menuntaskan pekerjaan. Kedua, interaksi dengan jenis akomodasi. Akomodasi merupakan suatu proses pada penyesuaian antar individu maupun kelompok dimana awalnya terjadi pertentangan kemudian mengalami ketegangan. Ketiga, interaksi berupa akulturasi. Akulturasi merupakan suatu kegiatan untuk mewujudkan adanya penerimaan suatu unsur menjadi suatu budaya baru tanpa harus melenyapkan unsur yang sudah ada. Keempat, interaksi berupa asimilasi. Asimilasi merupakan suatu kegiatan dimana para pendidik mewujudkan adanya usaha dalam meredakan perbedaan pada individu maupun kelompok untuk bisa mencapai kesepakatan berdasar kepentingan maupun tujuan bersama. 2. Interaksi Disosiatif Adapun interaksi disosiatif berkaitan dengan ragam konflik, perpecahan serta hal negatif lainnya. Terdapat beberapa jenis dalam penerapannya. Diantaranya yakni Pertama, interaksi berupa kompetisi. Kompetisi merupakan suatu persaingan baik individu dengan individu maupun kelompok vs kelompok agar tujuan dapat tercapai. Kedua, interaksi berupa kontravensi. Kontravensi merupakan suatu sikap penentangan secara tersembunyi agar tidak sampai terjadi perselisihan maupun konflik terbuka. Ketiga, interaksi berupa konflik sosial. Konflik tersebut biasanya merupakan suatu pertikaian yang bisa saja terjadi sebab adanya perbedaan paham maupun kepentingan antar individu dan kelompok. Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Pakar Pendidikan Adapun makna sederhana dari interaksi sosial dapat dipahami sebagai berikut Pengertian pertama dari Soerjono, beliau menegaskan bahwa interaksi sosial terbagi dalam beberapa jenis. Definisinya sendiri yakni suatu hubungan sosial dinamis yang melibatkan adanya hubungan antar individu, kelompok maupun kelompok dengan komunitas lainnya. Kemudian menurut Gillin, interaksi sosial dimaknai sebagai suatu hubungan sosial dinamis yang mana menyangkut hubungan antar individu dan kelompok dengan kumpulan manusia lain di dalamnya. Kemudian menurut Susanti, interaksi sosial dimaknai sebagai hubungan antar manusia yang dapat menciptakan adanya ketetapan hubungan. Sehingga sebagai hasil akhirnya, interaksi sosial bergantung pada nilai maupun arti serta adanya interpretasi yang sudah diberikan para pihak dan terlibat dalam interaksi tersebut. Selanjutnya, penuturan dari Selo menegaskan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan yang bersifat timbal balik antar manusia bersama dengan lingkungan sekitar dari berbagai sisi kehidupan bersama. Kemudian interaksi sosial selanjutnya yakni interaksi sosial adalah suatu kegiatan maupun aktivitas yang bisa dilakukan oleh individu agar mendapat ganjaran maupun hukuman dengan menggunakan tindakan dari individu lainnya. Selanjutnya penuturan dari Suryawati dan Maryati, keduanya menegaskan bahwa interaksi sosial merupakan suatu hubungan maupun kontak antar manusia yang bersifat timbal balik dan saling memberikan respon. Mengenal Ciri – Ciri Interaksi Sosial dalam Dunia Pendidikan Pada penerapannya, interaksi sosial memiliki ciri ciri. Adapun ciri – ciri umumnya yakni Pertama, terdapat jumlah pelaku minimal dua orang atau lebih. Kedua, terdapat adanya komunikasi antar pelaku sehingga sangat mungkin terjadi adanya pemberian tanggapan. Ketiga, interaksi sosial mengharuskan adanya dimensi waktu pada saat keberlangsungannya. Keempat, kemudian terdapat adanya maksud maupun tujuan yang akan dilakukan demi terwujudnya interaksi sosial. Kelima, terdapat adanya reaksi serta respon pada kegiatan yang mengharuskan adanya interaksi sosial. Mengapa Peserta Didik harus Meningkatkan Interaksi Sosial? Peserta didik perlu meningkatkan adanya interaksi sosial sebab hal tersebut berguna ketika peserta didik sudah terjun ke masyarakat. Terjun ke masyarakat bukan berarti mereka hanya sekedar bekerja saja, namun dapat mengatur segala tindak tanduk serta cara berinteraksi dengan sesama teman maupun para senior yang lebih berpengalaman dalam berinteraksi. Bayangkan saja, bagaimana jadinya seorang peserta didik dapat berkontribusi pada bangsa bila nyatanya mereka kurang memahami cara berinteraksi? Tentu akan terjadi kekacauan yang lebih kompleks dan menambah permasalahan pendidikan. 3 Cara Cepat Agar Interaksi Sosial antar Peserta Didik Mengalami Peningkatan Pesat Untuk meningkatkan interaksi sosial antar peserta didik, para pengamat pendidikan sudah banyak memberikan referensi dna bisa diakses dimanapun. Adapun beberapa rangkuman dari pernyataan salah satu praktisi pendidikan, yakni sebagai berikut 1. Mengajak Peserta Didik Bermain Cara pertama yang dapat anda lakukan yakni dengan lebih sering mengajak peserta didik untuk bermain. Bermain bukan berarti anda menjadikan waktu belajar terbuang. Namun anda bisa mengusahakan agar permainan yang anda lakukan masih menggunakan tema yang edukatif. Misalnya, mengisi waktu belajar dengan melakukan permainan tebak – tebakan. Kemudian bisa juga dengan mengajak peserta didik untuk bermain di luar kelas. 2. Memberikan Soal pada Peserta Didik Cara kedua yang bisa dilakukan yakni lebih sering memberikan latihan soal pada peserta didik. Di awal, mungkin anda merasa bahwa pemberian soal hanya akan membuat peserta didik jenuh bukan? Alih – alih kemampuannya meningkat, malah si peserta didik merasa terbebani dengan soal – soal. Untuk menyiasatinya, anda bisa memberikan soal berupa studi kasus, kemudian berupa wawancara antar narasumber, dan soal yang tidak terlalu sulit penyelesaiannya. Tujuannya agar peserta didik dapat meningkatkan kerjasama dengan sesama teman – teman di kelas. Dengan banyaknya soal yang didapatkan, mereka akan dengan mudah melakukan interaksi dengan anda. Anda bisa membantu pengerjaannya sekaligus mengarahkan peserta didik untuk dapat mengerjakan soal. 3. Menyelenggarakan Kerja Kelompok Selain kedua cara diatas, cobalah untuk lebih sering mengadakan kegiatan berupa kerja kelompok. Kerja kelompok akan lebih banyak meningkatkan kemampuan interaksi sosial para peserta didik. Nah demikian ulasan mengenai interaksi sosial peserta didik dan beberapa sub pengertian lainnya. Semoga ulasannya bermanfaat. Daftarkan diri Anda sebagai anggota dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member rhm/shd
PELAKSANAANLAYANAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP NEGERI 34 BANDAR LAMPUNG SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh : ARI SAPUTRA NPM : 1611080360
KITA HEBAT – Interaksi sosial dalam pendidikan mengacu pada hubungan dan interaksi yang terjadi antara individu dalam konteks sosial memainkan peran penting dalam proses pembelajaran, pengembangan pribadi, dan sosialisasi dalam lingkungan adalah beberapa aspek penting dari konsep interaksi sosial dalam sosial dalam pendidikan memiliki aspek penting, diantaranya adalah sebagai berikut Kolaborasi dan kerjasamaInteraksi sosial dalam pendidikan mendorong kolaborasi dan kerjasama antara siswa. Melalui kerja kelompok, proyek bersama, diskusi, dan kegiatan kooperatif lainnya, siswa belajar untuk bekerja bersama, berbagi ide, dan saling mempromosikan pembelajaran timbal balik, kreativitas, dan kemampuan untuk bekerja dalam sosial memfasilitasi komunikasi yang efektif antara siswa dan yang baik adalah kunci dalam memahami instruksi, bertukar gagasan, dan mengatasi perbedaan interaksi sosial, siswa belajar untuk mendengarkan, berbicara, menulis, dan berkomunikasi dengan baik, keterampilan ini penting dalam pendidikan dan kehidupan identitas sosialInteraksi sosial di lingkungan pendidikan membantu siswa dalam membentuk identitas sosial interaksi dengan rekan sebaya, guru, dan staf sekolah, siswa belajar tentang norma sosial, nilai-nilai, dan peran dalam sosial membantu siswa dalam memahami diri mereka sebagai individu yang terhubung dengan orang lain dan memperluas pemahaman mereka tentang dunia di sekitar sosial dan emosionalInteraksi sosial dalam pendidikan juga mendukung pembelajaran sosial dan interaksi dengan orang lain, siswa belajar tentang empati, pemecahan masalah, manajemen konflik, dan pengembangan keterampilan sosial yang sosial membantu siswa dalam mengembangkan kecerdasan sosial dan emosional, yang berkontribusi pada kesejahteraan pribadi dan interaksi yang sehat dengan orang inklusifInteraksi sosial yang positif dan inklusif menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif. Lingkungan ini mendorong toleransi, penghargaan terhadap keberagaman, dan penghormatan terhadap perbedaan interaksi sosial, siswa belajar menghargai perspektif orang lain, mengatasi prasangka, dan membangun hubungan yang positif di antara rangka menciptakan lingkungan pendidikan yang memadai, penting bagi pendidik untuk memfasilitasi interaksi sosial yang positif, mendorong kolaborasi, komunikasi yang efektif, dan pembelajaran sosial yang sosial yang sehat dan berarti dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa dan membantu mereka berkembang secara Positif Pendidik dalam Interaksi Sosial dalam PendidikanBerikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh pendidik untuk mempromosikan interaksi sosial dalam pendidikan yang positifMembuat kesempatan untuk kolaborasiPendidik dapat merancang aktivitas yang mendorong kolaborasi dan kerjasama antara siswa. Ini bisa melibatkan proyek kelompok, diskusi kelompok, presentasi bersama, atau kegiatan lain yang membutuhkan kerjasama melibatkan siswa dalam kolaborasi, mereka belajar untuk saling mendukung, berbagi ide, dan menghargai kontribusi strategi pembelajaran aktifPendidik dapat menggunakan strategi pembelajaran aktif yang mendorong interaksi sosial, seperti diskusi kelas, studi kasus, permainan peran, atau interaksi dalam konteks pembelajaran yang terstruktur ini, siswa memiliki kesempatan untuk berbagi pemikiran mereka, mendengarkan sudut pandang orang lain, dan berpartisipasi dalam proses belajar secara komunitas kelas yang inklusifPendidik harus menciptakan lingkungan kelas yang inklusif, di mana semua siswa merasa diterima, dihargai, dan ini dapat dilakukan dengan mengadopsi pendekatan pedagogis yang mendorong saling pengertian, menghargai keberagaman, dan mempromosikan kerja seperti cooperative learning, peer tutoring, atau pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat membantu menciptakan lingkungan keterampilan sosial dan emosionalPendidik dapat mengajarkan dan membina keterampilan sosial dan emosional dalam konteks dapat meliputi pelatihan dalam berkomunikasi secara efektif, berkolaborasi, bekerja dalam tim, mengelola konflik, dan membangun hubungan yang keterampilan sosial dan emosional membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan interpersonal yang kuat dan mempersiapkan mereka untuk sukses dalam umpan balik yang konstruktifPendidik dapat memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa tentang interaksi sosial mereka. Umpan balik yang baik dapat membantu siswa menyadari kekuatan mereka dalam berinteraksi, serta memberikan saran untuk perbaikan jika penguatan positif juga dapat digunakan untuk mendorong dan memperkuat interaksi sosial yang memperhatikan konsep interaksi sosial dalam pendidikan dan mengimplementasikan langkah-langkah ini, pendidik dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, kolaboratif, dan mempromosikan perkembangan sosial yang sehat bagi sosial yang baik dalam pendidikan memberikan manfaat yang luas bagi perkembangan pribadi dan akademik bermanfaat bagi Kita Hebat
1 Jaringan. 2. Norma. 3. Kepercayaan. Dalam modal sosial terdapat 3 bentuk modal sosial yang paling dominan yaitu : Merupakan suatu proses yang saling berhubungan satu dengan yang lain, dimana jaringan tersebut sudah terorganisasi sebagaimana mestinya. Norma adalah suatu tatanan atau cara yang telah disepakati bersama demi kepentingan bersama
INTERAKSI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN PENDIDIKAN DAN KEMASYARAKATAN DITINJAU DARI TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK Abstract Interaksi sosial secara global memberikan gambaran bahwa dalam dunia pendidikan maupun masyarakat luas diperlukan pemahaman yang baik dalam pencapaian kehidupan serta kebaikan global interkasi yang terbangun dalam dunia pendidikan baik itu guru maupun murid harus serasi sesuai tujuan dari pendidikan merupakan upaya pencerdasan masyarakat serta anak bangsa, kedepannya dalam pendidikan ditanamakan aspek yang berkaitan dengan ilmu yang mempelajari makna hubungan antara manusia satu dengan yang lainnya tidak melihat pada perbedaan tetapi mengedepankan serta strategi harus tepat digunakan dalam memberikan arahan pada peserta hubungan masyarakat luas banyak hal-hal yang tidak jelas diungkapkan secara kata-kata lisan berangkat dari hal tersebut teori interaksionisme simbolik yang ada harus dipahami sehingga tidak terjadi salah komunikasi atau interaksi terbangun berjalan kurang dari kehidupan harus dijabarkan secara baik sehingga terlihat secara utuh sehingga terbangunlah hubungan yang harmonis dengan sesama manusia. References Sardiman. 2008. “Interaksi Motivasi Belajar Mengajar”. Jakarta PT. Rajagrafindo Persada. Agus Salim. 2008. “Pengantar Sosiologi Mikro”. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Alo Liliweri. 1997. “Komunikasi Antarpribad”i. Bandung PT. Citra Aditya Bakti Baharuddin. 2009. “Ilmu Sosial Budaya Dasar”. Pontianak Pustaka Abuya. Baharuddin. 2009. ”Pendidikan Kependudukan Lingkungan Hidup”. Pontianak STAIN Press Pontianak. C. Dewi Wulandari. 2009. “Sosiologi Konsep dan Teori”. Bandung Refika Aditama. Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmad. 2001. “Komunikasi Antar Budaya”. Bandung Remaja Rosdakarya. K. J. Veeger. 1993. “Realitas Sosial Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan individu-masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi”. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama. Onong Uchyana Effendy. 2001. “Ilmu Komunikasi”. Bandung Remaja Rosdakarya. Zuldafrial. 2009. “Belajar Interaksi Belajar Mengajar”. Pontianak STAIN Press Pontianak. DOI DOI PDF Metrics Abstract view 19672 times PDF - 5988 times Article Metrics Abstract view 19672 times PDF - 5988 times Refbacks There are currently no refbacks. Copyright c 2015 Al-Hikmah License URL by is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License.
ABSTRAKArestiyani, Nurul. 2020. Implementasi Perilaku Tasamuh Dalam Interaksi Sosial Pada Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Iain Salatiga Tahun 2019/2020. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. Ahmad Sultoni, M.Pd. Kata Kunci: Tasamuh, Interaksi
Pendekatan interaksi sosial hampir memiliki persamaan dengan pendekatan inquiry terutama social inquiry. Pendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu/siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Dalam konteks yang lebih luas terjadi hubungan sosial individu dengan masyarakat. Oleh sebab itu proses belajar-mengajar hendaknya mengembangkan kemampuan dan kesanggupan siswa untuk mengadakan hubungan dengan orang lain/siswa lain. Mengembangkan sikap dan perilaku yang demokratis dan menumbuhkan produktivitas kegiatan belajar siswa sangat diperlukan. Metode-metode mengajar yang paling diutamakan dalam pendekatan ini antara lain diskusi, problem solving, metode simulasi, bekerja kelompok, dan metode lain yang menstimulasi berkembangnya hubungan sosial siswa. Pedekatan interaksi sosial pada hakikatnya bertolak dari pemikiran pentingnya hubungan pribadi interpersonal relationship dan hubungan individu dengan lingkungan sosialnya. Proses belajar pada hakikatnya adalah mengadakan hubungan sosial. Dalam pengertian siswa berinteraksi dengan lingkungannya, berinteraksi dengan siswa lain dan berinteraksi sesama kelompoknya. Langkah yang ditempuh guru dalam pendekatan ini adalahPendekatan tingkah laku behavioral models Langkah yang ditempuh guru dalam pendekatan ini adalah Guru melemparkan masalah dalam bentuk situasi sosial kepadaa para siswa. Siswa dengan bimbingan guru menelusuri berbagai jawaban masalah yang terdapat dalam situasi tersebut. Siswa diberi tugas atau permasalahan untuk dipecahkan dianalisis, dikerjakan yang berkenaan dengan situasi tersebut Dalam memecahkan masalah tersebut siswa diminta untuk mendiskusikannya Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusinya Pembahasan kembali hasil-hasil kegiatannya. Sosiodrama atau role playing merupakan contoh pendekatan ini. Oleh karena itu, keterlibatan siswa dalam melakukan kegiatan belajar cukup tinggio terutama dalam bentuk partisipasi dalam kelompoknya. Oleh sebab itu pendekatan ini boleh dikatakan berorientasi kepada siswa. Pendekatan tingkah laku behavioral models Beberapa istilah yang digunakan untuk pendekatan ini antara lain behavior modification, behavior therapy, social learning theory. Pendekatan ini menekankan kepada teori tingkah laku, sebagai aplikasi dari teori belajar behaviorisme. Tingkah laku individu pada dasarnya dikontrol oleh stimulus dan respon yang diberikan individu. Penguatan hubungan stimulus dengan respon merupakan proses belajar yang menyebabkan perubahan tingkah laku. baca juga Tahap Instruksional dalam Strategi Mengajar Teori ni dimulai oleh pavlov dengan teori klasikal conditioning, thorndike dengan teori instrumental conditioning dan dikembangkan oleh skiner dengan teori operant conditioning. Paradigma utama dalam proses belajar adalah stimulus-respon. instruksional. Bila dilukiskan penerapanendekatan tersebut dalam strategi mengajar adalah sebaga derkut;penerapan Telah dibaca sebanyak 3,252
gdHiMsB. xu6ma0i2a6.pages.dev/264xu6ma0i2a6.pages.dev/95xu6ma0i2a6.pages.dev/10xu6ma0i2a6.pages.dev/103xu6ma0i2a6.pages.dev/97xu6ma0i2a6.pages.dev/544xu6ma0i2a6.pages.dev/431xu6ma0i2a6.pages.dev/504
interaksi sosial dalam pendidikan